Rabu, 09 Februari 2011

Sinopsis "Edensor"


Rafika Fajrin
2101409113
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SINOPSIS NOVEL
EDENSOR

            Novel edensor ini menceritakan tentang petualangan Ikal dan Arai di Eropa. Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Perancis, mereka berkuliah di Universite de Paris, Sorbone, disini, Ikal dan Arai mengalami banyak kejadian yang orang biasa sebut sebagai kejutan budaya. Banyak kebiasaan dan peradaban Eropa yang berlainan sama sekali dengan peradaban yang selama ini mereka pahami sebagai orang Indonesia. Khususnya melayu.
            Dalam buku ini juga Ikal dan Arai kembali menuai karma akibat kenakalan – kenakalan yang pernah mereka lakukan semasa kecil dan remaja dulu. Novel ini juga menceritakan petualangan Ikal dan Arai meyusuri Eropa dengan berbagai pengalaman yang mencengangkan, mencekam, membuat kita terbahak-bahak, dan juga membuat kita berurai air mata.
            Edensor menjelaskan bahwa kehidupan kita ini merupakan kepingan-kepingan yang saling terkait satu sama lain, yang desain utamanya tersusun dan tertata rapi, dan masa depan adalah mimpi-mimpi kita yang menjadi kenyataan.

            Ikal adalah anak bujang ke lima yang sebenarnya saat mengandung ibunya mengharapkan anak ke limanya ini seorang wanita,karena ke empat anak sebelumnya adalah laki-laki. Tanggal lahir Ikal sama dengan tanggal berdirinya Persyarekatan bangsa-bangsa (PBB) yaitu 24 Oktober, dan ibunya Ikal sangat berharap agar anak ke limanaya ini bisa menjadi seorang juru pendamai seperti PBB.
            Dan bayi nomor lima itu diberi nama Aqil Barraq Badruddin, yang oleh Ikal diartikan Anak sholeh berjidat mengkilap yang tidak akan melakukan hal-hal, yang tidak masuk akal dalam hidupnya. Namun, harapan yang diletakan dalam deretan nama agung itu, hancur berserakan. Karena Ikal biasa Aqil di panggil menjelma menjadi seorang anak yang sangat nakal dan sering membuat keonaran.
            Pernah suatu saat Ikal menyuruh adiknya yang masih kecil untuk menyanyikan lagu Indonesia raya dengan pengeras suara di Masjid sehingga terdengar ke seantero kampung. Setiap kali Ikal melakukan keonaran, ia pasti kena sidang oleh kedua orang tuanya.                                                                                                                                                                         
            karena kenakalannya, Ikal sempat beberapa kali berganti nama, mulai dari Aqil, Wadudh dan Andrea, namun dari kesemua nama itu tidak mempengaruhi kenakalan Ikal,apalagi setelah orang tua Ikal memutuskan mengadopsi Arai.
Kalaupun ada yang membuat Ikal berubah adalah dengan kehadiran A Ling. Ikal merasa tak ada yang lebih aneh selain orang dimabuk cinta. Segalanya berubah menjadi baik dan berusaha menjadi baik.Ikal menjadi rajin mengaji dengan khusyuk, bahkan Taikong Hamin dan orang tuanya seakan tak percaya dengan perubahan ini.
            Selulus SMA Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke Jawa. Wawancara dari satu tempat ke tempat lain mereka lalui. Sampai akhirnya Ikal diterima bekerja di kantor pos sambil kuliah, dan Arai merantau ke Kalimantan, bekerja dan kuliah disana. Nasib Ikal lebih baik di banding Arai,Ikal menjabat sebagai Pengatur Muda Pos yang berwenang mencairkan wesel.
            Sampai akhirnya Ikal dan Arai berhasil menyelesaikan kuliah dan mengikuti tes beasiswa S2 ke Eropa. Dan kemudian Ikal memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Kantor pos.
            Sampai suatu saat ketika mereka sedang berada di Belitong, mereka menerima surat pengumuman tes beasiswa itu dari Dr. Michaela Woodword, Ikal dan Arai berhasil mendapatkan beasiswa itu.
            Ketika Ikal dan Arai akan pergi, Arai berusaha menghubungi Zakiah Nurmala, cinta bertepuk sebelah tangannya untuk pamitan. Namun Zakiah seperti waktu SMA,tak membalas surat Arai. Begitupun Ikal ia merindukan sosok A Ling yang ia tidak tahu dimana keberadaannya.

            Ayah Ikal mengantar kepergian anaknya dengan berat hati di Tanjong Pandan,ketika Ikal dan Arai berpamitan ayah Ikal menyerahkan bungkusan dan bungkusan itu harus dibuka jika telah sampai disana. Ayah Ikal sangat bangga kepada Ikal dan Arai,karena Ikal dan arai mampu mencapai apa yang tak pernah dicapainya.
Di Bandara Soekarno Hatta Ikal mempelajari lampiran surat pengumuman beasiswa itu. Ikal dan Arai akan ke Belanda dulu dan akan dijemput oleh Ms.Famke Somers,seorang pegawai dari kantor perwakilan Uni Eropa. Sesampainya di bandara Schippol Arai membentangkan tangannya lebar-lebar dan di Belanda saat itu sedang turun salju.di bandara Ikal dan Arai mencari wanita yang bertugas menjemput mereka dibandara,tidak ada wanita yang memegang tulisan nama mereka mencari mereka, yang ada hanyalah gadis muda berandal yang berteriak tak karuan “Oiiiiikkk !Oikkkkk” ia berlari menuju Ikal dan Arai,mereka pun terkejut,siapakah dia? Ternyata dia adalah Ms.F.Somers,orang yang diutus untuk menjemputnya dibandara Schippol.


Setelah dari Belanda Ikal dan Arai meluncur ke Belgia dengan kereta,Brugge adalah tempat yang dituju. Famke menyuruh IKal menemui Simon Van der Wall (seorang pemilkik kos ). Disana Ikal dan Arai berpisah dengan Famke yang harus kembali ke amsterdam.Ikal dan Arai memasuki halaman dan tertegun didepan pintu yang membingungkan. Tak ada bel. Yang ad, disamping pintu,hanya deretan kotak kecil,nomor-nomor lantai gedung, tombol-tombol,speaker,dan label nama. Dan Ikal memencet tombol berlabel Van Der Wall, setelah dibingungkan dengan pintu otomatis ini,akhirnya Ikal dan Arai bisa masuk,mereka menuju lantai 3 menemui Van Der Wall.Simon tinggi besar,santai tapi angker. Karena mereka datang hari minggu dan bukan hari kerja,maka mereka tidak bisa tinggal diapartemen itu. Mereka pun meninggalkan gedung yang tak bersahabat itu.
           

Di Brugge,semua bangunan tertutup, tak seorangpun keluar rumah. Mereka tak tahu kalau ini dilakukan untuk mengantisipasi situasi suhu yang akan drop secara ekstrem malam nanti. Tapi Ikal dan Arai malah berkeliaran di alam terbuka. Arai membeli lilin di sebuah kios kecil yang kemudian langsung tutup. Diujung jalan Ikal dan Arai menemukan bangku kosong, mereka duduk dibawah naungan kanopi. Hujan salju makin lebat. Malam makin larut, pukul dua pagi Arai mengeluarkan termometer dan menunjukan minus sembilan derajat celcius. Arai dan Ikal duduk berpelukan, lengket, mengerut, dan menggigil hebat. Disinilah Ikal merasakan keganjilan dalam dirinya,ia tak merasakan kepalanya,kemudian lehernya terasa tercekik,fikirnya inikah serangan maut??,darah tumpah dari rongga hidungnya. Arai membuka syalnya,melilitkan dileher Ikal. Arai membuka koper dan mengeluarkan semua pakaian dan membalutkannya berlapis-lapis ditubuh Ikal. Tiba-tiba Arai menggendong Ikal menuju pohon-pohon Roman. Ikal ditidurkan di tanah,dibawah rimbunan dedaunan roman. Ternyata Arai meniru cara tentara Rusia bertahan di musim salju.kesadaran Ikal pun sedikit demi sedikit berangsur pulih. Ikal takjub menatap arai.
Ikal dan arai pun berangkat ke Prancis dan tiba di terminal bus Gallieni, mereka bergegas menuruni tangga yang curam menuju metro,mereka pun menaiki metro penumpangnya pun masih beberapa gelintir saja,setelah sampai di stasiun Trocadero, mereka berjalan menyusuri lorong dan pelan-pelan menaiki anak tangga. Arai berjalan didepan,tiba-tiba ia memekik “subhanallah”. Mereka terpaku melihat sosok hitam samar-samar dibalut kabut,tinggi perkass menjulang. Menara Eiffel laksana nyonya besar. Mereka mendekati Eiffel, disentuhnya Eiffel. Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.
ANGGUN C SASMI
Paris selalu memberikan kejutan yang menyenagkan. Pulang kuliah sore Ikal dan arai iseng mengunjungi toko musik, mereka merasa senang sekali karena diantara deretan CD musisi dunia tamp[ak album Anggun C.Sasmi dengan lagu yang dibawakan dalam bahasa Prancis. Anggun membuat mereka bangga menjadi orang Indonesia. Semua orang mengenal Anggun
Mereka mulai kuliah di Sorbone, bersama mahasiswa-mahasiswa dari beragam bangsa didalamnya,membuat kelasnya seperti laboratorium perilaku. Berbagai macam sifat dan sikap ada disini. Orang Inggris, The British, selalu berkoar-koar seperti angsa. Mahasiswa yang paling doyan meladeni The British hanya mahasiswa dari negeri Paman Sam. Ada beberapa gelintir mahasiswa Jerman, dan yang paling istimewa, seorang wanita Bavaria nan semlohai. Katya Kristanaema. Katya, Marcus, dan Christian sangat unggul dalam materi-materi hitungan. Namun Saskia dan Marike bisa dibilang perfect,mereka tak pernah menganggukanggukan kepala sok tahu tak seperti The British yang suka protes. Hanya abraham,Oxxenbergh, Yoram dan Becky yang mampu menyaingi mereka. Orang-orang yahudi itu sangat Jenius. Pribadi-pribadi mengangumkan diperlihatkan orang-orang tuan rumah Prancis : Charlotte, Laborde, Jean Minot, dan Sebastian. Yang lebih menarik ada juga orang-orang Tionghoa, Eugene Wong, Heidy Ling, Deborah Oh dan Hawking Kong. Sisanya orang yang selalu terlambat,berantakan dan tergopoh-gopoh adalah The Pathetic Four mereka adalaha MVRC manoj, Pablo A.Gonzales, Ninochka stronovsky dan Ikal. Mereka selalu terbirit-birit mengejar ketinggalan.
Di Prancis Ikal masih saja mencari A Ling, tetapi setiap tempat dan orang yang bernama A Ling selalu salah. Berbagai cara Ikal lakukan untuk menemukan A Ling tetapi selalu gagal.
            Ikal pulang ke Paris dalam keadaan frustasi. Novel Seandainya mereka bisa bicara karya Herriot,kenangan A Ling untuk Ikal, A Ling menandai cerita tentang keindahan desa Edensor. Desa Khayalan itu seakan membukakan jalan rahasia dalam kepala Ika, jalan menuju penaklukan-penaklukan terbesar dalam hidup Ikal,untuk menemukan A Ling, untuk menemukan diri Ikal sendiri.

Ikal dan Arai memiliki rencana keliling Eropa untuk mengisi liburan ini. Townsend histeris mendengar ide gila itu. Bagaimana bisa mengamen untuk biaya keliling Eropa sampai ke afrika. Akan tetapi teman-teman mereka pun akhirnya ikut dengan ide Ikal dan Arai untuk keliling Eropa dengan pertunjukan jalanannya.
            Gonzales mencoba penampilannya memain-mainkan bola. MVRC Manoj tampil dengan busana yang membuat nafas tertahan. Gonzales dan MVRC Manoj memadukan sepakbola dan tarian.
            Stansfield mendemokan kebolehannnya meniup tombon denganteknik tinggi.dan Townsend tak mau kalah melentingkan nada akordeonnya. Dan akhirnya semua siap berangkat, diiringi lambaian selamat jalan dari semua sahabat. 
            Townsend ingin membuktikan pada Stansfield bahwa jika ngamen di London, ia bisa dapat duit lebih banyak dari Stansfield. Maka jalur utamanya ialah Inggris. Stansfield sendiri memulai perjalanan melalui Swiss. Ninochka menyusuri Prancis selatan menuju turin, Italia. MVRC Manoj dan gonzales ke Belgia. Ikal dan Arai harus menemui famke menuju ke Belanda.

Sesampainya di Belanda mereka bertemu dengan Famke. Rupanya Famke mempunyai rencana agar Ikal dan Arai tampil di pinggir jalan sebagai manusia patung. Tim make up merias wjah mereka,setelah selesai Ikal memakai baju ikan duyung yang beratnya hampir 10 kg,dan Arai pun memakai baju kostum yang sama sebagai ikan duyung. Arai sebagai ibu ikan duyung dan Ikal sebagai anak ikan duyung.
            Setelah meninggalkan Amsterdam,mereka menuju ke Groningen dimana rumah penduduk saling berjauhan. Mereka lalu ke Jerman dan mereka tampil sukses di frankfurt. Jerman telah terbiasa dan menghormati tradisi backpaking. Di Denmark, Swedia, dan Norwegia mereka tak laku. Helsinky, Finlandia, adalah kota Skandinavia terakhir yang mereka kunjungi. Helsinsky adalah kota yang toleran,tempat berbagai pertikaian umat manusia dapat terselesaikan. Ternyata, koya canmtik itu terangterangan menghianati mereka. Disini mereka menghabiskan uang terakhir mereka. Ikal sedikit gmang, karena setelah ini mereka akan menapaki daratan Rusia yang luas.

 Di Internet mereka melihat kemajuan saingan mereka MVRC Manoj dan Gonzales tengah jaya-jayanya di Belanda. Townsend telah sampai di Belfast, Irlandia. Kantongnya tebal dan semakin getol menyerang Stansfield. Stansfield sendiri tengah tampil di kota tua Zalsburgh, berarti dia sudah menaklukan Austria. Ninoch sedah sampai Spanyol. Ikal dan arai menempuh jalur yang keliru, karena semakin Eropa Timur, seni jalanan semakin tak laku.
 Ikal dan Arai memasuki Belomorsk dalam keadaan bangkrut. Tiga jam tampil disana, sampai bengkak kaki, tak seorangpun melemparkan uang. Dengan menumpang bus sayur atau dengan melompat diam-diam ke gerbong kereta minyak, mereka sampai ke Moskowa. Di Syzran nasib paling sial menghadang. Esoknya polisi-polisi itu mengantar mereka keluar batas desa. Mereka dicampakan dalam keadaan lapar,mulut bengkak dan hati yang terluka. Dan akhirnya mereka sampai ketempat yang bisa disebut ujung dunia, Belush’ye berada di Taiga Siberia, bagain dari Siberia. Mereka menumpang kegerbong yang mengangkut bahan bangunan, tapi tengah malam mereka diturunkan begitu saja karena ada inspeksi. Mereka berjalan dan bingung menghadapi perempatan tanpa kompas dan peta. Tiba-tiba Ikal teringat akan navigator alam; Weh! Ikal mengeja bintang satu persatu. Weh dulu mengajari Ikal membaca langit.

Ikal dan Arai berbalik kebarat, menuju Olovyannaya diatas tapal Mongolia. Setiap melewati perkebunan Zaitun mereka melamar kerja membantu petani memetik buahnya demi upah beberapa butir kentang. Mereka melewati kampung demi kampung. Sebagian adalah kampung tambang yang telah diabaikan. Mereka terperosok kepedalaman, menjumpai hal-hal yang aneh seperti orang muslim beribadat seperti Nasrani dan orang Nasrani fasih membaca al-quran. Ada masyarakat yang memuja kambing,memandikan bayi yang baru lahir dengan darah lembu,dan melemparkan ari-ari keatas atap. Ada pula komunitas yang patriakis, para istri harus tidur dilantai dua gedung jerami dan hanya dikunjungi para suami jika diperlukan.
Setelah di Olovyannaya Ikal dan Arai melanjutkan perjalanan ke tanah Parsi:Iran, tak jauh dai Sebelah timur adalah Mongolia yang sungguh menggoda. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Yunani dan merekka bergelimangan uang disini. Namun nasib berbalik mereka alami di Balkan(Bosnia, Serbia, dan sekitarnya), disana jangankan mengapresiasi seni,mereka bahkan masih trauma dengan peluru yang baru saja berdesing dari kepala mereka. Dan merekapun kembali miskin disini.
 Di Rumania mereka bertemu dengan  seorang bapak tua berperawakan kurus yang selalu mengawasi mereka.

Di Rumania mereka bertemu dengan  seorang bapak tua berperawakan kurus yang selalu mengawasi mereka,gerak geriknya mencurigakan. Jika didekati dia menjauh. Suatu malam Ikal dan Arai tidur disebuah halaman TK,tengah malam tiba-tiba Ikal terbangun karena backpak yang ia gunakan sebagai bantal ada yang menarik, Ikal dan Arai refleks saling melindungi. Tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan dengan seringai mengancam mereka.
 Tiba-tiba bapak tua yang dari tadi mengamati mereka datang menolong mereka dari kegelapan, ia meraih kepala slang tabungnya dan menyemprot para penjahat itu dengan gas pestisida. Para perampok itu pun kocar kacir, berteriak dan memaki-maki. Kehidupan malam di Eropa sangat mengerikan.
 Kemudian bapak tua itu mendatangi mereka,ia tersenyum bersahabat,ia mengulurkan tangan  menyalami Ikal dan Arai. “Nhama sayha Toha,ashli Purbhalingga.”
 Bapak itu tertawa lebar, menakjubkan nun jauh dikota terpencil kumuh di pelosok Rumania, mereka menemukan orang jawa yang merupakan seorang pembasmi kecoa.

 Kemudian Ikal dan Arai menuju ke Austria,disana mereka bertemu dengan seorang tukang kebab bernama Mashood. Mereka menanyakan letak masjid kepadanya. Disana ada masjid orang Arab,dan hanya orang Arab disana. Di masjid Turki,hanya ada orang Turki. Dan selebihnya orang muslim selain dari Arab dan Turki berkumpul di Masjid Afghanistan,di Gmunden. Mashood menceritakan tentang imam masjid yang sangat dipujanya, imam itu bernama Oruzgan. Disini pula Arai menuai karma masa kecilnya ketika sedang shalat berjamaah, disaat semua orang sedang khusyuk,namun ketika imam sampai pada ayat al-fatihah,kekhusyuan sontak berantakan. Semua orang terperanjat mendengar jeringan panjang “aaaaaaaaaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmiieeennnnnnnnnnnnnn….”rupanya Arai melolong seperti dulu yang sering ia lakukan dimasjid di kampung. Yang lebih mengangetkan suara itu muncul dari satu orang, karena mazhab yang mereka anut hanya mengucapkan amin didalam hati.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Venesia. Disana pria wanita  berkerumun di kafe seperti sedang bermain sandiwara. Pria Italia sungguh flamboyan dan penuh gairah.
 Ikal dan Arai berjanjian dengan MVRC Manoj,Gonzales,Ninonh,Stansfield,dan Townsend dan bertemu di Spanyol. Perjalanan usai MVRC Manoj dan Gonzales tim yang kalah. Dan pemenang perlombaan ini adalah Ikal dan Arai. Kemudian mereka pulang ke Paris naik kereta malam.

Sesampai di Paris mereka kembali mengerjakan rutinitas kuliah mereka. Namun suatu hari rutinitas itu terpecah. Katya menelpon Arai dan menyuruhnya segera ke kampus. Tiba dikampus Ikal melihat Arai digotong, hidungnya berdarah,ia masuk ICU. Arai terserang Asthma Bronchiale.dan penyakit ini pula yang dulu merenggur nyawa ayahnya diusia muda. Akhirnya Arai harus dipulangkan ke Indonesia, Ikal merasa sedih akan berpisah dengan Arai. Hari demi hari Ikal lalui dengan menyibukan diri dengan risetnya.
 Tiba tiba Maurent memanggil Ikal dan mengabarkan Prof Turnbull akan pensiun dan pulang kampung ke Sheffield Inggris, dan mengabarkan kalau tak ingin kehilangan waktu, Ikal harus mengikuti exchange program, pindah ke Sheffield Hallam University.

Kemudian Ikal pergi ke Inggris,sesampainya di Terminal Victoria,London. Ikal melnjutkan perjalanan dengan bus antar kota ke Sheffield, sheffiel memang tak menyenangkan. Berbulan-bulan Ikal tinggal disana.
 Dan akhirnya Ikal pun selesai mengerjakan risetnya. Dan Ikal diundang minum the oleh keluarga Turnbull kerumahnya dan untuk menandatangani riset Ikal. 
 Rumah Prof Turnbull jauh diluar Sheffield. Sesampainya dirumah Prof Turnbull,Ikal disapa oleh wanita tua dengan wajah yang anggun,dan ternyata Prof sedang tidak dirumah,Ikal dipersilahkan masuk. Karena lama menungu Prof datang,Ikal memutuskan untuk berkeliling desa. Ikal pun menaiki bus desa yang sudah butut. Didalamnya duduk terpisah segelintir petani,bus meluncur terderak-derak. Diluar jendela Ikal menikmati pemandangan. Tak terasa lebih dari satu jam Ikal berada didalam bis, lalu bus menaiki bukit yang landai . Ketika bus berbelok,dedaunan cemara tersibak dan seketika itu pula tersaji pemandangan yang mengingatkan Ikal pada sesuatu.

Bus merayap, Ikal semakin dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat berwarna hitam. Ikal bergetar menyaksikan jauh dibawah sana,rumah-rumah penduduk berselang seling. Ikal merasa menembus lorong waktu dan terlempar dalam negeri khayalan yang telah lama hidup dalam hatinya. Kemudia Ikal bergegas meminta sopir berhenti. Ikal kembali teringat akan keindahan tempat ini selama belasan tahun,dan tiba-tiba tersintesa persis didepan matanya. Kemudian Ikal bertanya kepada seorang ibu untuk memberi tahu nama tempat ini. Kemudian ibu itu menjawab. “ sure, it’s Edensor…”
KUTIPAN
n“ Taukah engkau Ikal…?” “ Langit adalah kitab yang terbentang…” “ Sejak masa ozoikum, ketika kehidupan belum muncul, langit telah mencatat semua kejadian di muka bumi…” Pada setiap simbol ia bersabda, “ keseimbangan perawan, Leo sang singa, matahari pertama musim panas, bintang kastor, musim menyemai benih “.
n“Zenith dan nadir, seperti akar ilalang yang menusuk-nusuk kakikku, menikam hatiku. Nanti, harus kujelajah separuh dunia, berkelana diatas tanah-tanah asing yang dijadikan  mimpi-mimpi, akan kutemui perempuan yang membuat hatiku kelu karena cinta, karena rindu yang menyikasa, untuk memahami kalimah misterius itu. Dikuburan usang, diantara nisan para pendusta agama itu, aku sadar aku telah belajar  mencintai hidupku dari orang lain yang membenci hidupnya.”
n“Belitong menjelang malam, adalah semburan warna dari seniman impresi yang melukis spontan, tak dibuat-buat, dan memikat….. Masjid seperti oase bagi semua anak melayu udik. Disana, bukan hanya sekedar tempat salat dan mengaji, tapi tempat bermain dan membuat jani-janji. Masjid nan indah, tasbihnya berupa-rupa, kaligrafinya mempesona, dan pilar-pilar tingginya memantulkan suara…. Belum lagi satu kegembiraan yang aneh, kegembiraan yang secara ajaib menjelma kalau ramadhan tiba. Semuanya semakin indah karena keluarga kami memungut Arai, sepupu jauhku. Maka, aku memanggilnya
KUTIPAN
v“Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain sepeerti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar kea rah yang mengejutkan.”
v“Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angina, dan menciut dicengkram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penakluka. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!”

KUTIPAN
n“Lereng-lereng bukit yang tak teratur tampak seperti berjatuhan, puncaknya seakan berguling ditelan langit sebelah barat. Bentuknya laksana pita kuning dan merah tua. Pegunungan tinggi yang tak berbentuk itu lalu terurai menjadi bukit-bukit hijau dan lembah-lembah nan luas. Didasar lembah sungai berliku-liku di antara pepohonan. Rumah-rumah petani Edensor yang terbuat dari batu-batu yang kukuh dan berwarna kelabu bak pulau ditengah lading yang diusahakan. Lading itu terbentang seperti tanjung yang hijau cerah diantar lereng bukit. Dipekarangan, taman bunga mawar dan asparagus tumbuh menjadi pohon  yang tinggi. Buah persik, buah pir, buah ceri, buah prem, bergelantungan diatas tembok selatan, berebut tempat dengan bunga-bunga mawar yang tumbuh liar…”.
nIbunda guru Muslimah Hafsari, adalah guruku yang pertama. Dulu, waktu aku masih SD,beliau pernah berpesan pada kami, murid-muridnya, para Laskar Pelangi, “ Jika ingin menjadi manusia yang berubah, jalanilah tiga halini: sekolah, banyak-banyak membaca Al-Qur’an, dan berkelana”. Aku paham sekolah dan membaca Al-Qur’an dapat mengubah orang karena disanalah tersimpan kristal-kristal ilmu. Baru disini, di Rumania, aku dapat menggenapi arti pesan itu.
KUTIPAN
nBerkelana tidak hanya telah membawaku ke tempat-tempat yang spektakuler sehingga aku terpaku, tak pula hanya memberiku tantangan ganas yang menghadapkanku pada keputusan hitam putih, sehingga aku memahami manusia seperti apa aku ini. Pengembaraan ternyata memiliki paru-parunya sendiri, yang dipompa oleh kemampuan menghitung setiap resiko, berpikir tiga langkah ke depan sebelum langkah pertama diambil, integritas yang tak dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun, toleransi, dan daya tahan. Semua itu lebih dari cukup untuk mengubah mentalitas manusia yang paling bebal sekalipun. Para sufi dan mahasiswa filsafat barangkali melihatnya sebagai hikmah komuniukasi transcendental dengan sang maha pencipta melalui pencarian diri sendiri dengan menerobos sekat-sekat agama dan budaya.
nJalan-jalan desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak,berselang-seling di antara jerejak anggur yang diterlantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia. Daffodil dan astuaria tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan berwarna oranye, mendayu-dayu karena belaian angina. Lalu terbentang luas padang rumput, permukaannya ditebari awan-awan kapas…
KUTIPAN
nAku bergetar menyaksikan nun di bawah sana,rumah-rumah penduduk berselang-seling di antara jerejak anggur yang terlantar dan jalan setapak berkelok-kelok. Aku terpana dilanda dejavu melihat hamparan desa yang menawan. Aku merasa kenal denga gerbang desa berukir ayam jantn itu, dengan bangku-bangku batu itu, dengan jajaran bunga daffodil dan astuaria dip agar peternakan itu. Aku seakan menembus lorong waktu dan terlempar ke sebuah negeri khayalan yang telah lama hidup dalam kalbuku. Aku bergegas meminta sopir berhenti dan menghambur keluar. Ribaun fragmen ingatan akan keindahan tempat ini selama belasan tahun, tiba-tiba tersintesa persis di depan mataku,indah tak terperi. Kepada seorang ibu yang lewat kubertanya,”Ibu dapatkah memberi tahuku nama tempat ini?”. Ia menatapku lembut,lalu menjawab. “Sure lof, it’s Edensor…”
Unsur – unsur Instrinsik

Tema   : Menceritakan tentang pencarian diri dan cinta.
Amanat : - Bila kita ingin mengapai cinta dan atau mempunyai mimpi, maka kita harus  memperjuangkan mimpi tersebut dan berusaha pantang menyerah untuk meraihnya.
                         - Novel ini mengingatkan kita bahwa menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal yang sekecil apa pun terjadi karena kebetulan.
                        - Mengingatkan bahwa kenakalan-kenakalan masa kecil kita, pada suatu saat akan menimpa kita kembali/ kita akan menuai karma.
Alur     : Alur Campuran (alur maju mundur ).
Tokoh : 1. Andrea / Ikal (Tokoh utama dalam novel ini,ia sangat berani mencapai mimpi masa  kecilnya,pribadinya sangat keras).
              2. Ayah  Ikal (sabar,pendiam penyayang dan sangat bijaksana)
              3. Weh ( pintar berlayar dan pandai membaca rasi bintang dan menentukan arah mata angina ).
              4. Taikong Hamin ( ustadz, pengurus masjid )
              5. Ibu Ikal (Penyayang,Keras kepala )
              6. A Ling  ( cinta pertama ikal)
              7. Arai ( penyayang, gigih/pantang menyerah, cerdas )
              8. Zakiah Nurmala ( Cinta pertama Arai yang selalu menolak cinta Arai )

Unsur – unsur Instrinsik
nLatar: - Tempat :  - Belitong                         
                                        - Bogor
                        - Bandara Soekarno Hatta
                                       - Bandara Schipol                                  
                                 - Menara Eiffel
                                       - Apartemen Ikal dan Arai
                                       - kampus Sorbonne
                                         - Negara –negara di Eropa dan Afrika      
                                  - Desa Edensor
n         - Waktu    : pagi, siang , malam
nSudut Pandang: Sebagai orang pertama, penulis menceritakan pengalaman pribadinya mulai dari kecil sampai dewasa dimana ia memposisikan dirinya dengan sebutan Aku.
nGaya Penulisan          : Gaya penulisan dipengaruhi oleh bahasa Belanda, Inggris, Bahasa Prancis.
                         Bahasa Belanda :oik!hoegnog nog geehhnn nog
                         Bahasa Inggris  : underground
                         Bahasa Prancis : monsieur



Tidak ada komentar:

Posting Komentar